BENTUK KONFLIK DAN KERJASAMA REGIONAL
DI ASIA TENGGARA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Tenggara
Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012
Dosen Pengampu : F.X. Wartoyo, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh :
Meyka Triadi : 152007032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
universitas kristen satya wacana
salatiga
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kawasan Asia Tenggara yang secara geopolitik dan geoekonomi mempunyai nilai strategis, menjadi incaran bahkan pertentangan kepentingan negara-negara besar paska Perang Dunia II. Persaingan antar negara adidaya dan kekuatan besar lainnya seperti contoh di kawasan Vietnam. Disamping itu, konflik kepentingan juga pernah terjadi diantara sesama negara-negara Asia Tenggara seperti konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.
ASEAN merupakan kerja sama antar negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Terbentuknya ASEAN didasari oleh adanya kepentingan-kepentingan bersama dan masalah-masalah bersama di Asia Tenggara. Kerja sama yang terjalalin yaitu dalam bidang politik , ekonomi , sosial , budaya , dan pelatihan militer.
ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri penanda tangan Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narciso R. Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand).
B.RUMUSAN MASALAH
1. Bentuk Kerja Sama Sebelum Asean.
2. Peran Indonesia Dalam Terbentuknya ASEAN.
3. Sekitar Berdirinya ASEAN.
4. Tantangan Dan Kendala ASEAN.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Bentuk Kerja Sama Sebelum ASEAN
Kawasan Asia Tenggara yang secara geopolitik dan geoekonomi mempunyai nilai strategis, menjadi incaran bahkan pertentangan kepentingan negara-negara besar paska Perang Dunia II. Dilatarbelakangi perkembangan situasi di kawasan pada saat itu, negara-negara Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk suatu kerjasama yang dapat meredakan saling curiga sekaligus membangun rasa saling percaya serta mendorong pembangunan di kawasan. Sebelum terbentuknya ASEAN tahun 1967, negara-negara Asia Tenggara telah melakukan berbagai upaya untuk menggalang kerjasama regional baik yang bersifat intra maupun ekstra kawasan seperti Association of Southeast Asia (ASA), Malaya, Philippina, Indonesia (MAPHILINDO), South East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), South East Asia Treaty Organization (SEATO) dan Asia and Pacific Council (ASPAC).
Meredanya rasa saling curiga diantara negara-negara Asia Tenggara membawa dampak positif yang mendorong pembentukan organisasi kerjasama kawasan. Pertemuan-pertemuan konsultatif yang dilakukan secara intensif antara para Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand menghasilkan rancangan Joint Declaration, yang antara lain mencakup kesadaran perlunya meningkatkan saling pengertian untuk hidup bertetangga secara baik serta membina kerjasama yang bermanfaat diantara negara-negara yang sudah terikat oleh pertalian sejarah dan budaya.
klik untuk melanjutkan...